KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KARAKTERISTIK LAPISAN ATMOSFER BUMI SERTA UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM
A. Pengertian dan Sifat Atmosfer
Pernahkah Kalian membayangkan bagaimana Atmosfer itu sebenarnya berlapis-lapis? Ya benar demikian Para Siswa. Udara yang kita lihat dan rasakan mulai dari bawah sampai ke atas bukanlah satu lapisan yang sama. Melainkan terbentuk atas lapisan-lapisan sebagaimana Kalian lihat pada gambar di bawah ini.
Atmosfer sangat penting bagi kehidupan karena tanpa
atmosfer, manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat hidup. Manusia bisa bertahan
sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas, namun tanpa
atmosfer manusia hanya bertahan beberapa menit saja. Atmosfer juga berfungsi
sebagai pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang
hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Atmosfer
juga sebagai penghambat bagi bergeraknya benda langit (meteor) yang melintas
menuju permukaan bumi.
Atmosfer berasal dari Bahasa Yunani,
atmos = uap dan sphaira = bola. Maka atmosfer dapat diartikan sebagai
selubung uap yang menyelimuti bumi. Keadaan atmosfer pada suatu saat dan
wilayah yang sempit dinamakan cuaca yang dipelajari secara khusus oleh ilmu
Meterologi, sedangkan rata-rata dari cuaca dalam periode yang panjang disebut iklim yang dipelajari
secara oleh ilmu Klimatologi.
Atmosfer memilik sifat-sifat sebagai berikut:
1.
Tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak dapat dirasakan kecuali dalam bentuk angin.
2.
Dinamis dan elastis, sehingga dapat
mengembang dan mengkerut serta dapat
bergerak atau berpindah.
3. Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi.
4. Mempunyai massa sehingga menimbulkan tekanan
B. Komposisi Atmosfer
Komposisi dan jumlah gas penyusun atmosfer adalah sebagai berikut:
Unsur |
Simbol |
Volume (%) |
Nitrogen |
N2 |
78,08 |
Oksigen |
O2 |
20,95 |
Argon |
Ar |
0,93 |
Karbon Dioksida |
CO2 |
0,35 |
Neon |
Ne |
0,0018 |
Methan |
CH4 |
0,00017 |
Helium |
He |
0,0005 |
Hidrogen |
H2 |
0,00005 |
Xenon |
Xe |
0,000009 |
Ozon |
O3 |
0,000004 |
Dari tabel tersebut nampak bahwa lapisan udara di atmosfer
didominasi oleh unsur nitrogen dan oksigen (± 99%.) Kedua unsur ini mempunyai
peranan yang sangat penting bagi kehidupan di muka bumi. Unsur gas yang
jumlahnya paling sedikit adalah ozon. Meskipun jumlah ozon sangat sedikit
(0,000004 %) namun unsur ini mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu
menyerap radiasi ultraviolet sehingga radiasi ultraviolet yang mencapai
permukaan bumi menjadi kecil.
C.
Struktur Vertikal
Atmosfer
Secara
vertikal atmosfer bumi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Lapisan troposfer (0-18 km dpl)
memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1) Lapisan paling dekat dengan permukaan
bumi.
2) Tempat kejadian fenomena cuaca, seperti angin, hujan, petir, dan pelangi.
3)
Ketebalan lapisan di equator
sekitar 18 Km dpl dan sekitar kutub hanya 8 Km dpl.
4) 80% masa atmosfer berada di lapisan ini.
5)
Terjadi gradien termometrik
(penurunan suhu 0,6° C setiap kenaikan 100 m).
6)
Suhu teratas troposfer -60° C
sedangkan pada permukaan laut daerah tropis sekitar 27° C.
7) Terdapat lapisan tropopause (lapisan antara troposfer dan stratosfer).
2. Lapisan stratosfer (18-60 Km dpl), memiliki
ciri – ciri sebagai berikut:
1)
Terdapat lapisan ozon pada
ketinggian 35 Km dpl yang bermanfaat melindungi bumi dari pancaran ultraviolet.
2) Terdapat lapisan isotermal (18-22 Km dpl) yang memiliki suhu sekitar 60°C.
3) Terdapat lapisan inversi (20-60 Km dpl).
4) Pada lapisan ini pesawat jet terbang.
5) Terdapat lapisan stratopause (lapisan antara stratosfer dan mesosfer).
3. Lapisan Mesosfer (60 -80 Km dpl), memiliki
ciri- ciri sebagai
berikut:
1) Melindungi bumi dari benda – benda luar angkasa.
2) Tempat terjadinya pembakaran benda luar angkasa.
3) Suhu bagian atas lapisan ini semakin
rendah.
4) Pada ketinggian 80 Km dpl suhu mencapai -90° C (lapisan paling dingin).
5)
Terdapat lapisan mesopause (lapisan antara mesosfer dan termosfer).
4. Termosfer (80 – 100 Km
dpl),memiliki ciri –ciri sebagai berikut:
1) Memiliki temperatur antara -40° C hingga -5° C.
2) Terjadi ionisasi sebagian molekul dan atom udara.
5. Ionosfer (100 – 800 Km
dpl), memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1) Memiliki temperatur antara 0° C – 70°
C.
2) Terjadi ionisasi seluruh atom udara.
3) Terjadi pemantulan gelombang radio pada lapisan ini.
4) Terdapat 3 lapisan, yaitu:
a) Lapisan E (lapisan Kennely – Heavyside).
b) Lapisan F (terjadi pemantulan panjang – pendek gelombang radio).
c) Lapisan atom .
6. Eksosfer (800 – 1.500 Km dpl), memiliki
ciri – ciri sebagai berikut:
1) Terjadi gerakan atom – atom secara tidak beraturan.
2) Lapisan paling panas.
3) Satelit diluncurkan pada lapisan ini.
4)
Disebut juga ruang antar planet dan geostationer.
Atmosfer bumi mempunyai peranan:
a) Adanya unsur gas Nitrogen, Oksigen, dan Karbon dioksida sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup di muka bumi.
b) Memberikan perlindungan dari benda-benda luar atmosfer yang masuk ke
permukaan bumi.
c) Menjadi media untuk proses cuaca. Jika tidak ada atmosfer suhu bumi
mencapai 930 C pada siang hari dan – 1490C pada malam hari.
d) Adanya lapisan ozon (O3) dapat mengurangi radiasi ultraviolet yang
sampai ke permukaan bumi.
D. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
Pembicaraan mengenai suhu udara, angin, kelembaban udara,
awan, dan hujan merupakan pembicaraan tentang cuaca. Sebagaimana telah dibahas
diatas dikatakan bahwa cuaca merupakan keadaan udara pada suatu saat dan suatu
tempat tertentu. Hal ini dapat dilihat bahwa antara pagi dan siang kondisi
udara sudah berbeda yang berarti waktunya pendek dan juga pada waktu yang sama
pada daerah yang relatif dekat, tetapi keadaan udaranya berbeda. Ini berarti
bahwa cuaca meliputi wilayah yang sempit. Keadaan cuaca rata-rata pada daerah
yang luas dan dalam waktu yang lama (30 tahun) disebut dengan iklim.
Unsur-unsur cuaca atau dan
unsur-unsur iklim itu sama yaitu:
1.
Temperatur Udara
Temperatur udara ialah derajad panas dan dingin udara.
Temperatur udara di berbagai tempat tidak sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya temperatur udara suatu daerah
adalah:
a) Sudut datang sinar
Semakin
tegak sudut datang sinar matahari maka energi panas yang diterima semakin
besar.
b) Cerah tidaknya cuaca
Semakin cerah, energi yang
sampai ke permukaan bumi semakin banyak.
c) Lama penyinaran matahari
Daerah yang lebih lama menerima radiasi maka daerah
tersebut akan semakin panas.
d) Letak lintang
Makin dekat dengan equator
suhu udara semakin panas.
e) Ketinggian tempat
Semakin mendekati daerah pantai maka suhu akan semakin
panas (suhu di daerah pegunungan semakin dingin).
Udara bersifat diatermal, artinya
udara dapat melewatkan panas matahari. Sifat diatermal terdapat pada
udara murni. Setelah panas matahari sampai ke permukaan bumi, panas ini
memanaskan udara disekitarnya. Udara dapat memanas karena proses konveksi, adveksi, turbulensi dan konduksi. Penjelasan
untuk tiap proses tersebut adalah sebagai berikut:
1) Konveksi adalah
pemanasan secara vertikal.
Penyebaran panas ini terjadi akibat adanya gerakan udara secara
vertikal, sehingga udara di atas yang belum panas akan memanas karena pengaruh
udara di bawahnya yang sudah panas.
Pola gerakan udara konveksi
2) Adveksi adalah
penyebaran panas secara horizontal.
Penyebaran panas
ini terjadi akibat gerakan udara panas secara horizontal dan menyebabkan udara
di sekitarnya juga menjadi panas
Pola
gerakan udara Adveksi
3) Turbulensi adalah penyebaran panas secara berputar-putar. Penyebaran panas akan menyebabkan udara yang sudah panas bercampur dengan udara.
Alat untuk mengukur temperatur udara adalah termometer.
Termometer yang dapat mencatat sendiri adalah termograph, sedangkan
hasil catatannya disebut termogram. Garis yang menunjukan
tempat-tempat yang mempunyai suhu udara sama disebut dengan garis isoterm.
2. Tekanan Udara
Permukaan bumi mendapat tekanan dari udara karena udara
memiliki masa. Besarnya tekanan udara dapat
diukur dengan barometer. Makin tinggi letak suatu tempat dari muka laut, makin
rendah tekanan udaranya. Hal ini disebabkan oleh makin berkurangnya udara yang
menekan. Tekanan udara dihitung dengan menggunakan milibar. Garis pada peta
yang menghubungkan daerah yang bertekanan udara sama disebut isobar. Barometer
aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat disebut altimeter.
Altimeter umumya digunakan untuk mengukur ketinggian
pesawat terbang. Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang hari.
3. Angin
Angin ialah udara yang bergerak dari daerah bertekanan
tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan rendah (minimum). Besarnya kecepatan
angin dapat diukur dengan alat yang dinamakan anemometer.
2. Angin muson atau angin musim.
Angin muson atau angin
musim adalah angin yang bertiup atau berhembus secara periodik berganti arah
setiap setengah tahun sekali. Angin muson barat laut terjadi Antara Oktober -
April, dengan letak matahari berada di belahan bumi selatan terutama Australia
lebih banyak menerima panas matahari , sehingga suhu disana lebih tinggi
(tekanan udara rendah). Sedangkan suhu di benua Asia rendah (tekanan udara
tinggi). Angin bergerak dari Asia ke Australia, sehingga Indonesia terjadi musim
penghujan karena di perjalanannya banyak membawa uap air.
Angin muson timur laut terjadi Antara April-Oktober. Pada periode ini matahari berada pada belahan bumi bagian utara, terutma bagian Asia yang banyak menerima pemanasan matahari, akibatnya suhu di benua Asia tinggi (tekanan udara rendah) sedangkan di benua Australia rendah (tekanan udara tinggi). Angin bergerak dari Australia menuju Asia , sehingga di Indonesia terjadi musim kemarau karena dalam perjalananya sedikit membawa uap air.
1) Angin lokal
a) Angin darat dan angin laut
Pada malam hari, suhu udara di daratan lebih cepat dingin sehingga
tekanan udara di atas daratan tinggi (maksimum). Sementara itu suhu udara di
lautan lambat dingin sehingga tekanan udaranya rendah (minimum), sehingga angin
bergerak dari daratan menuju ke laut disebut dengan angin darat. Sebaliknya
pada siang hari, terjadi pergerakan udara dari laut menuju darat disebut angin laut.
b) Angin lembah dan angin gunung
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah menuju lereng gunung
yang terjadi di siang hari. Sementara angin gunung adalah angin yang bertiup
dari puncak gunung menuju lembah , terjadi pada malam hari.
c) Angin fohn (angin jatuh).
Angin Fohn merupakan angin yang sifatnya jatuh atau turun, kering dan
panas. Hal ini karena uap air yang dibawa telah diturunkan sebagai hujan di lereng
gunung yang berhadapan dengan arah datangnya
angin.
Angin fohn memiliki nama yang berbeda-beda di banyak daerah. Beberapa
angin fohn yang bertiup di Indonesia sebagai berikut.
a) Angin Brubu terdapat di Sulawesi Selatan.
b) Angin Bohorok terdapat di Deli, Sumatra Utara.
c) Angin Kumbang terdapat di Cirebon, Jawa Barat.
d) Angin
Gending terdapat di Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur.
e) Angin Wambrau
terdapat di Papua.
d) Angin yang Bersifat Dingin.
Jenis angin yang bersifat dingin antara lain sebagai berikut:
a)
Angin
Mistral.
Angin ini berasal dari pegunungan menuju ke dataran rendah di
pantai. Sebagai contoh angin yang bertiup di pantai Laut Tengah, selatan Prancis.
b)
Angin
Bora.
Angin bora bertiup di wilayah Balkan. Angin ini turun dari Dataran Tinggi Balkan ke Pantai Istria dan Albania.
4. Awan
Awan adalah
kumpulan uap air dan kristal es pada udara di atmosfer.
Awan terjadi karena adanya pengembunan atau pemadatan uap air yang
terdapat di udara setelah melampaui keadaan jenuh. Kondisi awan dapat berupa
cair, gas, atau padat dan sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu.
Pembagian jenis awan yang ada sekarang ini adalah hasil dari kongres
meteorologi internasional yang diadakan di Munich, Jerman pada tahun 1802 dan
Uppsala, Swedia pada tahun 1894. Pembagian jenis awan atau taksonomi awan
adalah sebagai berikut:
1)
Awan tinggi, terdapat pada
ketinggian Antara 3-18 km . Awan jenis ini selalu terdiri dari Kristal-kristal
es karena pengaruh letaknya. Awan yang tergolong awan pada jenis ini adalah
sebagai berikut:
a) Cirrus (Ci) : awan jenis ini halus , berstruktur seperti serat, atau
berbentuk seperti bulu burung. Awan ini sering tersusun seperti pita yang
melengkung di langit, sehigga seakan-akan tampak bertemu di horizon dan
terdapat Kristal es. Awan cirrus tidak menimbulkan hujan.
b) Cirrostratus (Cs) : bentuknya seperti kelambu putih yang halus dan rata
yang menutup seluruh langit sehingga langit nampak cerah, atau seperti anyaman
yang bentuknya tidak teratur. Awan ini sering menimbulkam halo (lingkaran
bercahaya) yang mengelilingi matahari atau bulan. Biasanya terjadi pada musim kemarau.
c) Cirromulus (Cc) : Awan jenis ini terputus-putus dan penuh dengan
kristal-kristal es sehingga bentuknya seperti segerombolan domba dan sering
menimbulkan bayangan.
2)
Awan Menengah, terdapat pada
ketinggian Antara 2-8 km. awan yang tergolong awan menengah adalah sebagai berikut:
a) Altocomulus (Ac) : Awan jenis ini berukuran kecil-kecil tetapi banyak
biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal berwarna putih pucat da nada
bagian yang kelabu. Awan jenis ini bergerombol sehingga tampak saling bergandengan.
Altostratus (As) : Awan jenis ini berukuran luas dan tebal. Warna awan altostratus kelabu, sehingga dapat menghalangi sebagian sinar matahari sebagian siar matahari atau bulan
3)
Awan Rendah, terdapat pada ketinggian
kurang dari 2 km. Awan yang tergolong dalam awan rendah adalah sebagai berikut:
a) Stratocumulus (Sc) : Awan jenis ini bentuknya seperti bola-bola yang
sering menutupi seluruh langit sehingga tampak seperti gelombang di lautan.
Lapisan awan ini tipis sehingga tidak menimbulkan hujan.
b) Stratus (St) : Awan yang rendah dan sangat luas, tingginya dibawah
2.000 m, melebar seperti kabut dan berlapis-lapis. Kabut dan awan
stratus pada dasarnya tidak berbeda.
c) Nimbostratus (Ns) : Awan ini bentuknya tidak menentu, tepianya tidak
beraturan. Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis saja. Awan ini
berwarna putih kelabu dan penyebaranya di langit cukup luas.
4)
Awan yang terjadi karena udara
naik, terdapat pada ketinggian 500-1500 meter.
a) Cumulus (Cu) : Merupakan aan tebal dengan puncak-puncak yang agak
tinggi, terbenuk pada siang hari karena udara naik. Bila awan ini terkena sinar
matahari hanya pada sebelah sisinya, timbul bayangan berwarna kelabu.
b) Cumulonimbus (Cb) : Awan jenis ini dapat menimbulkan hujan dengan kilat
Guntur. Awan ini bervolume besar , pososinya rendah, berpuncak tinggi dan
melebar, sehigga merupakan awan yang tebal. Biasanya di atas awan cumulonimbus
terdapat awan cirrostratus. Hal ini sering terjadi pada waktu angin ribut.
Kemampuan awan menimbulkan
hujan tergantung pada musim.
Pada
musim kering di daerah dingin, walaupun awanya tebal belum tentu mendatangkan
hujan karena dapat tertiup angin. Pada musim panas di Daerah tropis , walaupun
awanya tipis sering terjadi hujan.
Awan yang rendah dan dekat dengan permukaan bumi disebut
kabut. Jenis- jenis kabut adalah sebagai berikut:
1) Kabut sawah
Kabut sawah adalah kabut yang terjadi pada malam atau pagi hari ketika
cuaca terang dan udara dingin melalui sungai, selokan, atau wilayah sawah. Oleh
karena air bersuhu lebih panas, suhu udara akan naik dan kesanggupan memuat air
bertambah sehingga terjadi penguapan. Akan tetapi, setelah sampai daratan agak
tinggi, udara tersebut mendingin dan mengalami kondensasi dan membentuk kabut.
2)
Kabut adveksi.
Kabut aveksi adalah kabut yang terjadi karena udara panas yang
mengandung uap air melewati daerah dingin , sehingga terjadi kondensasi dan
membentuk kabut.
3) Kabut industri.
Kabut industri adalah kabut yang berwarna kehitaman yang terdapat
diatas wilayah industri akibat kumpulan asap pabrik. Jumlah intikondensasi
bertambah banyak sehingga udara yang mengandung uap air membentuk kabut.
4) Kabut pendinginan.
Kabut pendinginan adalah kabut yang terjadi pada malam hari dan udara
terang karena pendinginan. Lapisan udara yang terjadi mencapai kelembaban
relatif 100%.
5. Kelembaban Udara.
Kelembaban udara adalah kandungan uap air dalam udara
yang berasal dari evaporasi atau penguapan. Salah satu alat yang digunakan
untuk mengukur kelembaban nisbi adalah hygrometer rambut. Rambut
manusia bersifat memanjang pada udara basah dan memendek pada udara kering.
Perubahan panjang
pendeknya rambut ini mampu menggerakkan jarum pada skala. Higrometer yang mampu
mencatat data kelembaban udara secara kontinu disebut Higrograf.
6. Curah Hujan
Kandungan titik-titik air dalam awan semakin lama semakin
tinggi. Apabila awan sudah tidak mampu lagi menampung titik-titik air karena
sudah cukup banyak maka akan dijatuhkan kembali ke permukaan Bumi dalam bentuk
hujan atau presipitasi.
Untuk mengukur intensitas curah hujan digunakan alat fluviograf
atau rain gauge yang biasa menggunakan skala milimeter. Pada peta cuaca, daerah- daerah
yang memiliki curah hujan dihubungkan dengan garis yang disebut isohiet.
Berdasarkan proses kejadiannya, kita mengenal tiga macam hujan, sebagai berikut.
1). Hujan Orografis. Hujan yang terjadi akibat gerakan massa udara yang mengandung uap air
terhalang oleh gunung atau pegunungan sehingga dipaksa naik ke lereng
pegunungan. Sampai pada ketinggian tertentu.
2). Hujan Zenithal (konveksi). Jenis hujan yang terjadi akibat massa udara yang banyak mengandung
uap air naik secara vertikal. Pada daerah ini, awan terbentuk akibat pemanasan
materi sehingga terjadi kenaikan massa udara ke atmosfer secara vertikal,
sampai pada ketinggian tertentu kelembaban relatifnya mencapai 100%. Kumpulan
awan itu kemudian dijatuhkan sebagai hujan konveksi. Jenis hujan ini banyak
terjadi di daerah doldrum (antara 10°LU–10°LS), di mana massa angin passat naik secara vertikal
3). Hujan Frontal. Jenis hujan yang terjadi akibat pertemuan massa udara panas dengan
massa udara dingin. Akibat pertemuan massa udara yang berbeda temperaturnya
maka pada bidang frontnya terjadi kondensasi dan terbentuk awan badai siklon,
kemudian dijatuhkan sebagai hujan frontal. Jenis hujan ini terjadi di daerah
lintang sedang (antara 35°LU–65°LU dan 35°LS–65°LS), akibat pertemuan massa
udara panas (angin barat) dan massa udara kutub (angin timur).
Latihan Soal
1.
Jelaskan fungsi lapisan-lapisan
atmosfer bagi kehidupan!
2.
Sebutkan lapisan lapisan atmosfer
beserta ciri-cirinya masing-masing!
Pilihlah
opsi jawaban yang paling benar diantara opsi-opsi jawaban yang tersedia pada
soal berikut!
3. Udara kering pada atmosfer mengandung gas nitrogen sebesar ....
A. 76 %
B. 77 %
C. 78 %
D. 79 %
E. 20 %
4.
Besarnya kecepatan angin dapat
ditentukan dengan menggunakan alat ....
A. Barometer
B.
Termograf
C. Termometer
D. Anemogram
E. Anemometer
5. Di antara awan berikut ini yang tergolong kelompok awan menengah ialah ....
A. Cirrus dan Stratus
B. Cirrostratus dan Cirrocumulus
C. Alto Cumulus dan Alto Stratus
D. Nimbostratus dan Cumulusnimbus
E. Stratocumulus dan Cirrostratus
Tidak ada komentar